Keren, Tiga Dokumenter Karya Siswa Aceh Peroleh Beasiswa Produksi Film

Proses penjurian film dokumenter pendek karya siswa oleh dewan juri Aceh Documentary Junior. Foto: Ist

Banda Aceh – Tiga ide cerita film dokumenter pendek karya tiga kelompok siswa menengah atas di Aceh, memperoleh beasiswa produksi film. Ketiga ide cerita tersebut adalah “Ceumeulo” karya Hamdan dan Bayu Kusuma dari SMAN 1 Meukek, Aceh Selatan; “Mahout” karya Agha Alamulhuda Husein dan M Rafil dari SMK Teknologi MSBS, Aceh Besar; dan “Hadiah Taubat Nasuha” karya Ridho Bintang dan Aksay Maulana dari SMKN 1 Penanggalan, Subulussalam.

“Ceumeuloe” mengangkat kisah petani Meukek yang kian terdesak karena hasil panen tak lagi mencukupi. Sedangkan “Mahout” bercerita tentang gajah jinak bernama Isabela dan pawang gajah di CRU Sampoiniet, Aceh Jaya. Adapun “Hadiah Taubat Nasuha” bercerita tentang kakek yang insaf karena suatu “magic moment” dan demi membimbing cucunya yang telah kehilangan ibu sejak dini.

Ketiga kelompok ini tersaring dari workshop Aceh Documentary Junior (ADJ) bagi siswa SMA sederajat yang dibuat Yayasan Aceh Documentary. Ketiga ide cerita tersebut ditetapkan usai sesi penjurian yang dilakukan oleh dewan juri Azhari Aiyub, Akbar Rafsanjani, dan Ihan Nurdin, pada Selasa, 30 April 2024.

Kepala Bidang Pendidikan Yayasan Aceh Documentary, Ayi Meugit, dalam keterangan tertulis, Rabu, 1 Mei 2024 mengatakan, ketiga grup terpilih akan mengikuti in house training untuk mendapatkan pendampingan penyusunan treatment atau naskah mulai 1 hingga 7 Mei 2024. Mereka juga akan mendapatkan materi penyutradaraan, sinematografi, management produksi, budgeting dan editing. Setelah itu, kata Ayi, mereka akan turun ke lapangan untuk melakukan syuting.

Sementara Azhari Aiyub mengatakan, di antara yang menjadi penilaian mereka adalah orisinalitas ide, kekuatan riset, dan potensi visual yang mampu disajikan oleh setiap peserta. “Seperti kita ketahui, ini film dokumenter, riset menjadi sangat penting dalam melahirkan sebuah cerita yang menarik. Melalui kekuatan riset seorang sutradara akan mampu menghadirkan karya yang tidak biasa,” ujarnya.

Selama penjurian, dewan juri juga menggali sisi lain dari setiap ide cerita agar diketahui substansi atau pesan yang ingin disampaikan peserta. Azhari mengapresiasi ide-ide tersebut karena mampu mengangkat berbagai problem realitas sosial yang selama ini tampak terabaikan.

ADJ adalah program tahunan dari Yayasan Aceh Documentary yang mengkhususkan workshop film dokumenter bagi siswa SMA sederajat. ADJ mempunyai tahapan program berupa basic training, pitching forum, in house training atau praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Rangkaian ADJ 2024 dimulai sejak Maret 2024 dan berakhir 22 Mei 2024.

“Program ini penting untuk memberikan edukasi terkait medium film dokumenter bagi siswa di Aceh yang bercita-cita masuk dunia perfilman, karena di Aceh belum ada sekolah film yang formal. Selain itu, program ini juga memberikan stimulus berpikir kritis bagi siswa di Aceh,” ujar Ayi.[] (rilis)

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy