Tel Aviv – Kementerian Kehakiman Israel mengumumkan pemerintah menyetujui pembebasan 737 tahanan Palestina pada fase pertama kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza.
Pengumuman itu disampaikan setelah kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merilis pernyataan bahwa Kabinet Israel menyetujui perjanjian gencatan senjata dan pembebasan sandera, usai menggelar rapat selama berjam-jam pada Sabtu pagi, 18 Januari 2025, waktu setempat.
Baca Juga: Gencatan Senjata Diumumkan, Israel Malah Serang Gaza Lagi
Kementerian Kehakiman Israel merilis nama-nama tahanan, baik pria, wanita maupun anak-anak, yang disebutkan tidak akan dibebaskan sebelum Minggu sore, 19 Januari 2025, sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Sebelumnya, Tel Aviv merilis nama 95 tahanan Palestina, kebanyakan wanita, yang akan dibebaskan sebagai pertukaran dengan para sandera Israel yang dibebaskan Hamas di Jalur Gaza selama gencatan senjata berlangsung nantinya.
Baca Juga: Israel-Hizbullah Gencatan Senjata, Hamas Ingin Langkah Serupa di Gaza
Di antara tahanan yang akan dibebaskan Israel adalah Zakaria Zubeidi, kepala sayap bersenjata Fatah, partai pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Zubeidi pernah kabur dari penjara Gilboa, Israel, bersama lima warga Palestina lainnya pada 2021, yang memicu perburuan selama berhari-hari dan sosoknya dipuji warga Palestina sebagai pahlawan.
Selain itu ada Khalida Jarar, anggota parlemen sayap kiri Palestina yang beberapa kali ditangkap dan dijebloskan ke penjara oleh Israel.
Jarar merupakan anggota terkemuka Front Populer Pembebasan Palestina, kelompok yang ditetapkan sebagai “organisasi teroris” oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Jarar, 60 tahun, ditahan tanpa dakwaan sejak akhir Desember lalu di Tepi Barat.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy