Israel-Hizbullah Gencatan Senjata, Hamas Ingin Langkah Serupa di Gaza

Pasukan Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas. Foto: Anandolu Agency
Pasukan Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas. Foto: Anandolu Agency

Gaza – Hamas berharap konflik di Gaza berakhir menyusul gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Lebanon. Hal ini dikatakan salah seorang pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, dalam sebuah pernyataan pada Rabu, 27 November 2024.

Abu Zuhri mengatakan Hamas menghargai hak Lebanon untuk mencapai kesepakatan yang melindungi rakyatnya. Dia juga menyatakan harapan langkah serupa dapat dilakukan untuk Gaza.

“Hamas menghargai hak Lebanon dan Hizbullah untuk mencapai kesepakatan yang melindungi rakyat Lebanon, dan kami berharap kesepakatan ini dapat membuka jalan bagi tercapainya kesepakatan untuk mengakhiri perang genosida terhadap rakyat kami di Gaza,” kata Abu Zuhri dilansir dari CNBCIndonesia.com, Kamis, 28 November 2024.

Gencatan senjata di Lebanon yang dimediasi Amerika Serikat dan Prancis, mulai berlaku sejak Rabu setelah 13 bulan konflik Israel-Hamas berkecamuk. Namun, upaya internasional untuk mengakhiri perang di Gaza antara Israel dan Hamas belum membuahkan hasil.

Dalam pernyataan lebih lanjut, Hamas menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan upaya mencapai gencatan senjata di Gaza, dengan tetap mempertahankan kondisi-kondisi utama yang harus dipenuhi.

“Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan setiap upaya yang bertujuan mencapai gencatan senjata di Gaza dan menghentikan agresi terhadap rakyat kami,” ungkap pernyataan Hamas.

Hamas menetapkan bahwa kesepakatan harus mencakup penghentian perang, penarikan pasukan Israel dari Gaza, kembalinya warga Gaza yang telantar ke rumah mereka, serta kesepakatan pertukaran tawanan antara pihak Israel dan Palestina.

Sementara itu, serangan militer Israel di Gaza pada Rabu menelan 15 korban jiwa, termasuk beberapa orang yang berlindung di sebuah sekolah yang digunakan sebagai tempat pengungsian. Warga Gaza merasa terabaikan tanpa adanya kesepakatan serupa seperti yang dicapai di Lebanon.

“Hamas telah menunjukkan fleksibilitas tinggi untuk mencapai kesepakatan dan masih berkomitmen pada posisi itu,” ujar Abu Zuhri.

Namun, dia menyalahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas kegagalan mencapai kesepakatan, dengan mengatakan bahwa Netanyahu terus menghindari penyelesaian.

Hamas menegaskan menginginkan kesepakatan yang mencakup penghentian perang di Gaza, pembebasan tahanan Palestina, dan pelepasan sandera Israel. Namun, Netanyahu bersikeras perang hanya dapat berakhir jika Hamas sepenuhnya diberantas.

Di Tepi Barat yang diduduki Israel, pejabat senior Otoritas Palestina, Hussein Al-Sheikh, menyambut baik kesepakatan gencatan senjata di Lebanon.

“Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghentikan perang kriminalnya di Jalur Gaza dan Tepi Barat serta semua tindakan eskalasi terhadap rakyat Palestina,” tulis Al-Sheikh di platform X.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden juga menyatakan bahwa pemerintahannya sedang mendorong tercapainya gencatan senjata di Gaza. Namun, hingga kini, proses negosiasi belum menunjukkan kemajuan signifikan.

Qatar, yang bertindak sebagai mediator, menyatakan bahwa mereka menunda upaya negosiasi hingga kedua belah pihak siap untuk membuat konsesi.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy