‘Boh Drien Buloh, Padib Saboh?’

Hasbi alias Cek Bi, penjual durian di Gampong Dayah Menara, Kemukiman Blang Ara, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, melayani pembeli, Ahad, 11 Agustus 2024. Foto: Istimewa
Hasbi alias Cek Bi, penjual durian di Gampong Dayah Menara, Kemukiman Blang Ara, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, melayani pembeli, Ahad, 11 Agustus 2024. Foto: Istimewa

Piyohpiyoh…!” ucap pria yang sebagian rambutnya sudah menguban. Ucapan lelaki tua dari dalam rangkang di bibir jalan seberang persawahan itu sekonyong-konyong membuat Safrizal mengerem sepeda motornya.

Safrizal menuruti ucapan lelaki berambut cepak tersebut. Dia dan temannya pun piyoh, yang artinya singgah.

Safrizal memarkirkan sepeda motornya di sisi kiri rangkang milik pria lanjut usia itu, di Gampong Dayah Menara, Kemukiman Blang Ara, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Ahad, 11 Agustus 2024, pukul 13.25 WIB.

Di meja depan pondok kecil laki-laki bernama Hasbi tersebut penuh buah durian, “rajanya buah-buahan”. Sekitar 30 buah berkulit berduri itu dengan ukuran besar, sedang, dan kecil.

“Dari pat [dari mana],” tanya Hasbi alias Cek Bi kepada Safrizal.

Pemuda asal Cunda, Lhokseumawe, itu baru pulang dari tempat resepsi pernikahan di Buloh Beureugang, Kecamatan Kuta Makmur.

Raya that boh drien Buloh, padib saboh [Besar sekali buah durian Buloh, berapa harganya]?” tanya Safrizal.

Safrizal dengan hati-hati mengangkat sebuah durian Monthong. Dia membolak-balik untuk memeriksa buah durian besar tersebut dengan selidik.

“Durian monthong 70 ribu [rupiah] sekilo. Itu beratnya 5,7 kilogram,” tutur Cek Bi.

“Wah, berarti satu durian ini [harganya] sekitar 400 ribu, ya,” kata Safrizal.

“Lebih mahal [durian] Musang King lagi, 120 ribu sekilo,” ungkap Cek Bi.

Cek Bi pernah menjual durian Musang King lebih 7 kilogram per buah. “Berarti sekitar 900 ribu satu, ya,” timpal Safrizal. Cek Bi mengangguk.

Safrizal minta Cek Bi mengambil beberapa buah durian biasa ukuran sedang yang harganya “lebih bersahabat”.

“Tolong dipilih empat, yang isinya [dagingnya] kuning,” ucap Safrizal.

Tak sampai satu menit, Cek Bi sudah meletakkan empat buah durian di tempat duduk dalam pondok itu. “Ini isinya kuning semua,” katanya.

“Berapa semuanya?”

“Satu 40 ribu, berarti semua [empat buah] 160 ribu,” ujar Cek Bi.

Safrizal merasa harga itu lumayan tinggi, hampir sama dengan buah durian yang dijual di kawasan pusat kota Lhokseumawe. Dia berharap diskon.

“Mahal saya ambil pada pemilik kebun,” ucap Cek Bi. Akhirnya, dia memberi diskon sehingga empat buah durian harganya Rp150 ribu.

Safrizal minta Cek Bi membuka dua buah durian di rangkang itu untuk ia santap. Benar saja, dagingnya kuning.

Suasana panen durian di kebun kwasan Gampong Meunasah Buket, Buloh Blang Ara, Aceh Utara. Foto: Muntazar untuk Line1
Suasana panen durian di kebun kawasan Gampong Meunasah Buket, Buloh Blang Ara, Aceh Utara. Foto: Muntazar untuk Line1

Meukeutam mangat boh drien [Enak sekali rasa durian] Buloh,” ungkap Safrizal sambil menikmati buah dengan tekstur lembut, rasa manis dan creamy itu.

Entah karena tergoda melihat Safrizal menyantap lahap buah durian, seorang pria paruh baya dan istrinya yang berboncengan sepeda motor, piyoh di muka rangkang Cek Bi.

Istri pria tersebut menanyakan harga durian Monthong. Wanita itu lantas bertanya harga durian biasa.

“[Durian biasa] tergantung besar kecil, ada 60 ribu, 50 ribu, yang sedang 40 ribu [per buah],” ujar Cek Bi.

Pasangan suami istri itu merasa harga durian dijual Cek Bi mahal sehingga tidak dibeli. Mereka pun melanjutkan perjalanan.

Lima menit kemudian datang lagi warga lain menanyakan harga durian dijual Cek Bi.

Cek Bi berkata ia menjual 30-50 buah durian per hari selama musim panen kali ini. “Pagi sampai malam. Tadi malam sampai jam 12 malam,” ucapnya.

Dia berpesan, “kalau ada kawan-kawan di Lhokseumawe yang mau beli durian, bilang saja datang ke tempat Cek Bi di Dayah Menara, Buloh Blang Ara. Buka sampai malam!”

Menurut Muntazar, warga Gampong Meunasah Buket, Buloh Blang Ara, di desanya itu sedang panen durian. “[Desa lainnya di Kemukiman Buloh Blang Ara yang sedang panen durian] Cot Meureubo dan Pante Bahagia,” tuturnya.

Saat ini ramai warga dari luar Kuta Makmur yang datang ke kebun durian di Meunasah Buket. Sebagian pemburu durian datang bersama keluarga dan teman-temannya.

“Di kebun lebih murah. Yang kecil 20 ribu, sedang 25 ribu-30 ribu, yang besar 40 ribu per buah,” ungkap Muntazar kepada Line1.News melalui telepon pintar, Ahad (11/8).

Safrizal pamit setelah merasa puas menikmati durian di rangkang Cek Bi.

Cek Bi kemudian dengan ramah tamah menyapa orang-orang yang melintasi jalan di depan rangkang duriannya, “piyohpiyoh…![]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy