Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia “mengadu” ke DPR RI. Dia menuding Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menggagalkan proyek pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) di Jawa dan Dumai-Sei Mangkei (Dusem) di Sumatra.
Tudingan itu dilontarkan Bahlil dalam Rapat Kerja di Komisi VII DPR RI, Kamis, 12 September 2024. Bahlil mengatakan kementerian yang dipimpinnya cuma mendapatkan total pagu anggaran 2025 sebesar Rp3,91 triliun dari Rp10 triliun yang diusulkan.
“Anggaran dikasih cuma ini Pak, bahaya. Tapi harus kerja baik Pak ya. Jangan bapak lihat anggarannya, lihat merah putihnya,” ujar Bahlil dikutip Sabtu, 14 September 2024.
Berdasarkan hasil rapat kerja Komisi VII DPR dan Menteri ESDM pada 5 September disepakati anggaran Kementerian ESDM tahun 2025 senilai Rp10,88 triliun. Tapi, dari pembahasan Badan Anggaran DPR pada 10 September 2024, anggaran Kementerian ESDM tahun depan yang disetujui Rp3,90 triliun atau sama dengan alokasi awal RAPBN 2025.
Bahlil menyebut anggaran Kementerian ESDM digunakan untuk mencapai target-target negara terkait peningkatan lifting minyak hingga jaminan pasokan gas.
Salah satunya, kata dia, kebutuhan Rp4,2 triliun untuk membangun jaringan pipa gas dan program-program kerakyatan lainnya. “Kita ini kan mengalami persoalan gas. Pembangunan Cisem II, kemudian untuk gas di Sumatra, itu tidak akan bisa kita lakukan kalau tidak dibiayai oleh negara terkecuali ini kita kerjasamakan dengan swasta murni,” ujarnya.
“Untuk urusan ini pemimpin [Menteri ESDM] terdahulu sudah melakukan tender dan sudah selesai. Dan kalau tidak dianggarkan artinya, memang kita khususnya Kementerian Keuangan mungkin sengaja untuk membuat program ini gagal,” imbuhnya.
Melansir laman resmi Kementerian ESDM, proyek pipa gas Cisem dan Dusem merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan bagian dari rencana interkoneksi pipa transmisi antara jaringan pipa transmisi Sumatra, Jawa Bagian Barat dengan jaringan pipa transmisi Jawa Bagian Timur.
Arifin Tasrif, Menteri ESDM sebelumnya awal Januari 2024 mengungkapkan pemerintah menargetkan proyek pipa gas bumi Dusem sepanjang 400 kilometer selesai pada 2027. “Tahun 2024 ini sedang tahap penyiapan,” ujar Arifin saat itu.
Penyelesaian proyek pipa gas Dusem itu, kata Arifin, bagian dari upaya antisipasi kelebihan gas bumi, sebab ada potensi gas besar di Laut Andaman, Aceh, yang bisa dimanfaatkan untuk industri-industri.
“Jadi nanti kalau ada gas itu, selain nanti untuk bikin pabrik pupuk dan juga petrochemical di Lhokseumawe dan area yang sekarang.”
Pipa Gas dari Aceh hingga Jawa
Sehari sebelumnya, Bahlil berencana membangun pipa gas dari Aceh hingga Jawa, sesuai program yang digagas presiden terpilih Prabowo Subianto.
Dia menilai program itu bagian dari instrumen penting yang perlu dilakukan saat ini untuk mengurangi impor liquefied petroleum gas atau LPG.
“Jadi yang gas rumah tangga, kita harus bangun sebagai bentuk pelayanan pemerintah. Di samping itu kita sedang membangun pipa gas dari Aceh sampai pulau Jawa,” ujar Bahlil saat menyampaikan pidato kunci di Auditorium Mega Bank Jakarta, Rabu, 11 September 2024.
Bahlil menjelaskan penyaluran pipa gas dari Aceh hingga Jawa untuk mengisi kekurangan stok di wilayah Sumatera. Jika jumlah pembangunan pipa gas semakin banyak, sebutnya, akses ketersediaan stok gas di Jawa akan semakin mudah.
“Ini sebagai bagian dari instrumen mediasi ketika gas kita jauh lebih banyak, bisa kita kirim ke Aceh atau ke Sumatera. Saat jumlah gas lebih banyak, bisa kita kirim ke pulau Jawa,” kata Bahlil.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy