Abrasi Pantai di Muara Batu Aceh Utara Makin Parah, Warga Mengungsi ke Polindes

Abrasi pantai di Muara Batu
Kondisi pantai di Desa Meunasah Baro, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara saat gelombang laut surut, Rabu, 18 September 2024. Foto: Line1.News/Fajar

Aceh Utara – Dampak abrasi pantai di Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara semakin parah. Sebanyak 10 desa di kecamatan itu terdampak abrasi pantai. Data sementara sampai Rabu, 18 September 2024, lebih 20 warga Desa Meunasah Baro, Kecamatan Muara Batu, telah mengungsi ke Pondok Bersalin Desa (Polindes).

Sepuluh desa terdampak abrasi pantai yakni Tanoh Anoe, Cot Seurani, Meunasah Lhok, Meunasah Baro, Meunasah Drang, Dakuta, Cot Trung, Meunasah Aron, Ule Madon, dan Bungkah.

Kondisi semakin diperparah dengan tingginya gelombang air laut akibat pasang purnama yang terjadi sejak dua hari terakhir. Sejumlah rumah dan tambak milik warga rusak diterjang gelombang laut.

“Kondisi paling parah di Desa Meunasah Lhok, Meunasah Baro, dan Meunasah Drang,” kata Pengurus Forum Geuchik Muara Batu, Fajri, kepada wartawan di kawasan pantai Desa Meunasah Baro, Rabu (18/9).

Fajri menyebut sejumlah warga Meunasah Baro dan Meunasah Drang mulai mengungsi akibat rumahnya terdampak abrasi pantai. “Di Meunasah Baro 15 keluarga mengungsi, sekarang ditempatkan di Polindes desa itu,” ungkapnya.

[Sejumlah warga Desa Meunasah Baro, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara mengungsi ke Polindes setelah rumahnya terdampak abrasi pantai, Rabu, 18 September 2024. Foto: Line1.News/Fajar]

Sekretaris Tagana Aceh Utara, Agus Rahmawati, mengatakan data sementara diterima pihaknya, Rabu (18/9), sebanyak 15 rumah terdampak ambrasi pantai di Desa Meunasah Baro, Kecamatan Muara Batu. Sehingga sebagian warga dari 15 keluarga tersebut mengungsi ke Polindes.

“[Dari 15 keluarga yang rumahnya terdampak abrasi pantai] sudah mengungsi [sampai Rabu kemarin siang] 6 KK atau 21 jiwa warga Meunasah Baro. Mereka mengungsi karena takut besarnya ombak, apalagi tengah malam ombak laut lebih tinggi dari biasanya,” ujar Rahmawati.

Butuh Pemecah Ombak

Menurut Fajri, abrasi pantai di Muara Batu terjadi sejak 10 tahun terakhir, kini diperparah dengan tingginya gelombang laut akibat pasang purnama. “Sekarang sedang surut airnya, besok atau lusa mungkin lebih parah,” tuturnya.

Fajri berharap Pemerintah Kabupaten Aceh Utara membangun pemecah ombak untuk mencegah abrasi semakin meluas. Selain itu, kondisi Kuala Bungkah yang semakin dangkal juga perlu segera ditangani.

“Setiap Musrenbang Kecamatan [Muara Batu] terus kita usulkan [kepada Pemkab Aceh Utara. Perlu dibangun jetty atau batu pemecah ombak untuk mencegah abrasi semakin parah,” ucap Pengurus Forum Geuchik Muara Batu itu.[]

Reporter: Fajar

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy