Wabup Pijay Hasan Basri Minta Maaf Usai Tonjok Kepala SPPG

Wabup Pijay Hasan Basri
Wabup Pijay Hasan Basri dalam unggahan video permintaan maaf. Foto: Tangkapan Layar

Meureudu – Wakil Bupati Pidie Jaya (Pijay) Hasan Basri meminta maaf usai memukul Muhammad Reza, 26 tahun, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gampong Sagoe, Kecamatan Trienggadeng, pada Kamis pagi, 30 Oktober 2025.

Dalam video beredar di hari yang sama, Hasan mengakui memukul Reza dan meminta maaf. Dia mengawali videonya dengan memperkenalkan diri.

“Saya Hasan Basri, Wabup Pidie Jaya, saya mohon maaf atas kesilapan dan keteledoran saya terhadap kelakuan saya tadi pagi kepada ananda Reza, menyangkut terjadinya pemukulan SPPG di Gampong Sagoe, Kecamatan Trienggadeng,” ujar Hasan yang mengenakan peci dalam video berdurasi 50 detik tersebut, dilihat Line1.News, Jumat, 31 Oktober 2025.

Hasan juga meminta maaf kepada keluarga dan SPPG Trienggadeng. “Dalam hal ini saya selaku pribadi memohon sangat untuk diperbanyak maaf kepada keluarga dan SPPG yang ada di Trienggadeng.”

Insiden pemukulan terjadi di dapur MBG milik Yayasan Pionir Nusantara, Gampong Sagoe, pada Kamis pagi sekira pukul 08.05 waktu Aceh.

Reza menyebutkan, Hasan datang tiba-tiba dan langsung masuk ke dapur dan memarahi para relawan yang sedang bekerja.

Hasan, kata Reza, mengancam akan menutup dan membakar dapur MBG yang digunakan untuk pelayanan gizi bagi siswa sekolah dasar itu.

Baca juga: Diduga Perkara Nasi Dingin, Wabup Pijay Pukul Kepala SPPG

“Beliau meremas nasi di ruang pemorsian sambil bilang ‘dingin’. Padahal, nasi memang harus didinginkan 4-6 jam sesuai juknis (petunjuk teknis) agar tidak basi,” ujar Reza dilansir Portalsatu.com.

Saat para relawan mencoba menjelaskan, kata dia, Hasan tak menggubris, malah membentak dan mengancam memecat seluruh petugas.

Tak lama, Reza tiba di lokasi dan mencoba menyalami Hasan. Tak dinyana, sang wabup langsung meninju kepala Reza tanpa peringatan. Reza dipukul di hadapan relawan lainnya.

Dari rekaman CCTV yang diperlihatkan kepada wartawan, terlihat Hasan mengejar Reza hingga ke teras dapur dan kembali memukulnya di depan para relawan.

“Saya dipukul lima sampai enam kali di bagian kepala. Rasanya seperti kena batu cincin,” ungkapnya.

Akibatnya, Reza harus dibawa ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan medis.

Selain itu, Reza juga disebut melaporkan kasus itu sebagai tindak pidana penganiayaan ke Polres Pijay. Laporannya diterima pada Kamis malam pukul 22.30.

Respons Waka BGN

Terkait kasus itu, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang mengatakan, seluruh petugas SPPG wajib memperoleh pelindungan hukum dan dukungan moral dari pemerintah pusat dan daerah.

BGN, kata dia, telah mengarahkan tim pemantauan dan pengawasan wilayah untuk mendampingi korban dan memastikan proses hukum tindak penganiayaan itu berjalan sesuai koridor.

Wakil Kepala BGN lainnya, Sony Sanjaya, mengatakan BGN telah melaporkan hal ini kepada aparat penegak hukum.

“Program MBG dijalankan dengan semangat kemanusiaan dan gotong royong. Petugas SPPG bekerja di lapangan dengan penuh tanggung jawab sesuai petunjuk teknis. Kekerasan dalam bentuk apa pun terhadap mereka adalah tindakan yang mencederai nilai kemanusiaan dan profesionalisme,” kata Sony, Kamis, 30 Oktober 2025, dilansir Tempo.co.

Profil Hasan Basri

Sebelum menjadi Wabup Pijay, Hasan Basri sempat bekerja di sejumlah perusahaan kontruksi sejak lulus dari Universitas Hamzah pada 1997 dengan gelar sarjana. Tujuh tahun kemudian, ia melanjutkan pendidikan S2 di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia dan lulus pada 2006.

Perjalanan politik Hasan Basri dimulai pada 2000, ketika pria kelahiran 29 Juni 1968 itu bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Hasan menjadi legislator di DPRK Pijay pada 2009 hingga 2019. Pada 2019, dia terpilih menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah PAN Pijay.

Di Pilkada 2024 lalu, ia maju sebagai calon wakil bupati dan berpasangan dengan Sibral Malasyi. Duet Sibral-Hasan memperoleh dukungan dari PAN, PKB, Partai Adil Sejahtera (PAS), dan partai lokal Aceh yang tak memiliki kursi di DPRK Pijay.

Namun, Sibral-Hasan mampu memenangkan pertarungan melawan petahana Said Mulyadi dan Saiful Anwar yang diusung Partai Aceh, Demokrat, PPP, Gerindra, PDIP, Nasdem, serta beberapa partai lokal Aceh lainnya.[]

Komentar

Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy