Berdasarkan data Forbes Real Time Billionaires per 29 Januari 2025, daftar orang terkaya di Indonesia masih diisi nama-nama besar yang menguasai sektor energi, tambang, hingga media. Siapa saja orang terkaya di Indonesia di tahun ini?
1. Prajogo Pangestu (Rp724,8 triliun)
Pemilik Grup Barito Pacific ini berada di urutan pertama. Prajogo tercatat memiliki harta senilai USD 45,3 miliar atau sekitar Rp724,8 triliun (kurs Rp16.000). Tak hanya untuk ukuran Indonesia, kekayaan Prajogo ini membuat ia masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia posisi ke-32. Sumber kekayaan pria bernama asli Phang Djoem Phen ini berasal dari bisnisnya di sejumlah sektor, seperti petrokimia dan energi.
2. Low Tuck Kwong (Rp454,4 triliun)
Low Tuck Kwong dikenal sebagai “Raja Batu Bara”. Pendiri perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia, Bayan Resources, ini memiliki kekayaan sebesar USD 28,4 miliar atau setara Rp454,4 triliun. Kekayaannya ini membuat Kwong berada di di peringkat ke-67 dalam daftar 100 orang terkaya di dunia. Agustus tahun lalu, Kwong mengalihkan saham di Bayan bernilai USD 6,6 miliar kepada putrinya.
3. Robert Budi Hartono (Rp371,2 triliun)
Posisi ketiga ditempati Robert Budi Hartono dengan kekayaan USD 23,2 miliar atau Rp371,2 triliun. Robert bersama saudaranya, Michael Hartono, mendapatkan sumber kekayaan dari investasi di Bank Central Asia (BCA). Harta kekayaan keluarga Hartono itu awalnya dari perusahaan produsen rokok terbesar di Indonesia, Djarum.
4. Michael Hartono (Rp356,8 triliun)
Sementara itu, Michael Hartono mempunyai kekayaan bersih sebesar USD 22,3 miliar atau setara Rp356,8 triliun. Kekayaannya itu membawa Michael menempati posisi ke-4 orang terkaya di Indonesia sekaligus posisi ke-88 sebagai orang terkaya di dunia.
5. Sri Prakash Lohia (Rp137,6 triliun)
Di bawah Michael Hartono ada Sri Prakash Lohia dengan kekayaan USD 8,6 miliar atau setara Rp137,6 triliun. Prakash yang lahir dan besar di India ini merupakan pendiri Indorama Corporation, perusahaan petrokimia dan tekstil. Pada 2013, Forbes menempatkannya sebagai orang terkaya ke-6 di Indonesia dengan kekayaan bersih USD 3 miliar.
6. Agoes Projosasmito (Rp96 triliun)
Eks bankir yang berpengalaman di bidang tambang, Agoes Projosasmito atau Agoes Projo, menempati posisi enam dengan kekayaan USD 6 miliar atau Rp96 triliun. Agoes Projo merupakan pengendali saham emiten tambang emas-tembaga, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Dia juga Wakil Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) milik Grup Bakrie.
7. Dewi Kam (Rp80 triliun)
Di posisi tujuh ada “Ratu Pembangkit Listrik” Dewi Kam dengan kekayaan USD 5 miliar atau sekitar Rp80 triliun. Julukan itu melekat karena ia kerap terlibat pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik. Pada 2023, saat usianya 73 tahun, Dewi Kam tercatat memiliki harta USD 4,3 miliar. Di tahun itu, Kam masuk tercatat menempati peringkat orang terkaya nomor 8 di Indonesia.
8. Tahir (Rp78,4 triliun)
Sementara di posisi delapan tahun ini ditempati Tahir atau Ang Tjoen Ming dan keluarganya. Tahir merupakan pendiri Mayapada Group, perusahaan induk yang memiliki beberapa unit usaha di Indonesia. Kekayaan Tahir dan keluarganya mencapai USD 4,9 miliar atau sekitar Rp78,4 triliun. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden era Jokowi ini ayah mertua Mochtar Riady, pemilik Lippo Group.
9. Chairul Tanjung (Rp72 triliun)
Posisi kesembilan ditempati Menko Perekonomian RI ke-14 Chairul Tanjung dengan kekayaan USD 4,5 miliar atau Rp72 triliun. Namanya dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp–awalnya Para Group. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding yakni Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
10. Djoko Susanto (Rp64 triliun)
Di peringkat terakhir Djoko Susanto dengan kekayaan USD 4 miliar atau Rp64 triliun. Djoko merupakan pendiri Alfamart yang memiliki lebih dari 22 ribu gerai di seluruh Indonesia dan 2.000 di Filipina. Bisnis Djoko mulai moncer sebelum bermitra dengan taipan rokok kretek Putera Sampoerna untuk membuka jaringan supermarket diskon. Ketika Putera menjual bisnis rokoknya ke Philip Morris pada 2005, Djoko membeli bisnis ritel tersebut dan mengembangkannya menjadi jaringan Alfamart.[]
Komentar
Tanggapilah dengan bijak dan bertanggung jawab. Setiap tanggapan komentar di luar tanggung jawab redaksi. Privacy Policy